Waktu Shalat Dzuhur (halaqoh 72)


 Halaqoh 72
 Waktu Shalat Dzuhur



بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
أَلْحَمْدُ لِلّهِ وَالصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. 



Ikhwan dan akhwat yang dimuliakan Allah, kita memasuki halaqoh yang ke-72 dan pada .

halaqoh ini kita masih melanjutkan tentang bab sholat.


Muallif mengatakan shalat yang diwajibkan kepada kaum muslimin itu ada lima :
  1. Yang pertama adalah shalat dzuhur.

Adapun waktu yang diwajibkan untuk menunaikan shalat dzuhur adalah ketika matahari mulai tergelincir dari tengah langit, ketika matahari sedang pas berada di tengah langit atau dijantung langit dan berada di atas kepala kita persis.
Pada waktu ini tidak boleh melakukan shalat karena belum masuk waktu shalat dzuhur. Namun ketika dia sudah bergeser ke arah barat sedikit, maka waktu itulah mulai dzuhur.
Dan akhir waktu dzuhur atau berakhirnya waktu dzuhur adalah ketika bayangan sesuatu menjadi sama panjangnya. Jadi kalau misalkan tongkat yang panjangnya satu meter kita dirikan dan muncullah bayangan di sebelah timur sampai bayangan itu panjangnya satu meter juga, maka itu adalah waktu shalat dzuhur.

Kalau sudah lewat satu meter atau kita ukur tongkat itu kita robohkan dan panjang bayangan itu ternyata sudah melewati panjangnya tongkat berarti itu sudah keluar dari waktu dzuhur.

Jadi waktu dzuhur berakhir ketika bayangan sebuah benda itu sama panjangnya dengan benda tersebut setelah tergelincirnya matahari, atau dikurangi dengan ketebalan bayangan benda.
Misalkan tongkat itu ketebalannya 2 cm, maka di tambah 2 cm itu kemudian diukur panjangnya, kalau 1 meter berarti 1 meter 2 cm itu sudah keluar waktu dzuhur.

✏Tentang dalil waktu-waktu shalat itu disebutkan dalam hadist-hadist yang banyak.
Diantaranya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al-asy'ari rodhiyallohu 'anhu-  dalam riwayat imam Muslim dan yang lainnya dari Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam
bahwasanya datang kepada Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam seorang yang bertanya tentang waktu-waktu shalat. Rosulullah tidak menjawabnya.

Lalu Abu Musa berkata "Kemudian Rosulullah shalat fajar ketika fajar itu mulai terbit". Adapun fajar itu sendiri ada 2 macam yakni fajar kadzib dan fajar shodiq.
Fajar kadzib  adalah sinar kemerah-merahan atau cahaya terang yang ada di cakrawala timur dan bentuknya memanjang ke atas dan ini adalah fajar dusta karena dia akan hilang kembali (dia akan gelap kembali). Ini belum masuk shalat subuh.
Waktu shalat subuh ketika fajar ini tidak hilang, fajar tersebut bertambah terang hingga setelah itu terbitlah matahari. Inilah yang disebut dengan fajar shodiq atau fajar yang benar.

Disebutkan oleh Abu Musa: "hampir-hampir para sahabat yang shalat pada saat itu tidak mengenal satu dengan yang lainnya, siapa yang di kanannya siapa yang di kirinya", kenapa? Karena waktunya masih sangat gelap.
Kemudian Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam menyuruh untuk menunaikan shalat ketika matahari itu mulai tergelincir, ini dalil tentang waktu dzuhur dimulai dari matahari tergelincir. Dan seseorang mengatakan waktu shalat dzuhur itu ketika matahari itu telah melewati tengahnya atau waktu itu telah tengah hari. Dan Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam tentunya lebih tahu tentang masalah waktu ini.

Kemudian Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam menyuruh untuk mendirikan shalat ashar ketika matahari itu masih tinggi.

Jadi waktu ashar itu mulai ketika matahari masih tinggi dan matahari lebih condong ke sebelah barat dan bayangan suatu benda itu lebih dari satu kali panjangnya.
Kemudian Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam menyuruh untuk mendirikan shalat maghrib ketika matahari tenggelam. Ketika matahari tenggelam mulailah waktu sholat maghrib. 
Kemudian Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam menyuruh untuk mendirikan shalat isya' ketika cakrawala atau mega merah itu telah hilang dari cakrawala barat.
Kemudian Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat pada hari berikutnya mengakhirkan waktu shalat subuh, yang pada hari sebelumnya Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat ketika fajar baru muncul.
Kemudian pada hari berikutnya shalatnya agak lambat, yaitu ketika matahari sudah hampir terbit. Ketika Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam selesai shalat subuh itu matahari hampir terbit atau bahkan sudah terbit, ini menunjukkan bahwasanya Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam mengakhirkan waktu shalat itu sampai akhir sekali (waktu subuh itu diakhirkan sampai hampir terbit matahari).
Kemudian pada hari kedua juga, Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam mengakhirkan waktu dzuhur sampai waktu itu mendekati waktu ashar, jadi shalat dzuhurnya diakhirkan bukan ketika matahari tergelincir namun sudah diakhirkan hampir waktu ashar yang kemarin, yaitu bayangan benda hampir melewati satu kalinya.
Kemudian Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam mengakhirkan waktu sholat ashar juga sampai matahari itu sudah memerah, ini shalat ashar waktunya diakhirkan sekali, sampai ketika selesai orang-orang mengatakan matahari sudah memerah artinya matahari sudah mau tenggelam.
Kemudian Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam mengahirkah shalat magrib hingga hampir-hampir mega merah di cakrawala barat itu hamipr habis (hampir gelap).
Kemudian mengakhirkan isya sampai sepertiga malam pertama, jadi mengakhirkan waktu shalat isya bukan pas cakrawala hilang dan langit mulai gelap, namun diakhirkan sampai orang sudah hampir tidur, yaitu sepertiga malam terakhir.
Kemudian ketika dipaginya, Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam memanggil orang yang bertanya,
"siapa yang tadi bertanya?"
Kemudian Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

"waktu shalat adalah diantara dua waktu ini"
yaitu dua waktu, yang pertama adalah waktu awal kemudian shalat yang kedua adalah waktu akhir, subuh itu mulai dari terbit fajar hingga hampir terbit matahari.

Dzuhur mulai matahari tergelincir hingga bayangan suatu benda hampir menjadi satu kali lipatnya atau sama dengan bendanya.
Kemudian waktu ashar mulai dari bayangan benda lebih dari satu kali hingga hampir tenggelam matahari.

Kemudian waktu maghrib adalah ketika tenggelam matahari hingga hampir gelap (malam itu hampir gelap) atau mega merah itu hilang.

Kemudian waktu isya itu mulai dari hilangnya mega merah hingga sepertiga malam terakhir.

⌚Ini waktu yang asli dan waktu ikhtiyari.  Adapun kalau dalam keadaan darurat maka waktu isya itu boleh sampai mendekati fajar.
Ini dalil tentang waktu-waktu shalat secara umum dan nanti insya allah kita akan bahas satu persatu setelah kita selesai membahas waktu dzuhur kita akan bahas waktu ashar. Insya allah pada halaqoh berikutnya.

Demikianlah yang bisa kita bahas pada kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.

بِاللهِ التَوْفِيْقِ وَالْهِدَايَةِ
وَصَلَّى اللّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ


 Murojaah : Ust. Eko Haryanto Abu Ziyad, Lc. M.A.
Share on Google Plus

About ubaidillah

0 komentar:

Posting Komentar